Skip to main content

Tugas Makalah Sosiologi Komunikasi Massa - Khalayak dalam Komunikasi

 

MAKALAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA

“Khalayak dalam Komunikasi Massa”

Dosen Pengampu : Dr. Ismail Cawidu, M.Si.

Gambar terkait

 

Disusun Oleh

Mahasiswa Jurnalistik

 

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURNALISTIK

2021

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Komunikasi massa dapat dijelaskan dari dua cara pandang, yakni bagaimana orang memproduksi pesan dan menyebarkannya melalui media di satu pihak, dan bagaimana orang-orang mencari serta menggunakan pesan-pesan tersebut di pihak lainnya. Secara sederhana, komunikasi massa dapat diartikan sebagai proses komunikasi melalui media massa. Faktor media massa sangat dominan dalam studi komunikasi massa. Pengkajian komunikasi massa banyak dipengaruhi oleh dinamika media massa dan penggunaannya oleh khalayak. Perkembangan media massa sendiri banyak dikaitkan dengan sejumlah faktor yang melingkupinya, misalnya jumlah melek huruf yang semakin besar, perkembangan pesat dalam bidang ekonomi, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, fenomena urbanisasi, dan faktor iklan.[1]

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. Komunikasi melibatkan komunikator sebagai alat penyampaian pesan dan komunikan sebagai penerimanya. Kemudian, dua unsur ini dikembangkan lebih lanjut dengan melibatkan saluran, umpan balik.[2]

Khalayak komunikasi massa adalah sasaran penyebaran pesan-pesan media massa. Khalayak media massa terdiri atas berbagai ragam individu dan kelompok yang berbeda-beda dan teresebar luas. Khalayak media massa sangat besar dan beragam kondisi dan kepentingan. Media massa biasanya menargetkan khalayak bagi produk yang dihasilkannya (pesan) dengan segmentasi khalayak tertentu. Khalayak media massa dapat mengkonsumsi pesan-pesan media secara serempak dan terbuka.

Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa atau komunikan. Khalayak adalah salah satu unsur proses komunikasi. Oleh karena itu, khalayak tidka boleh diabaikan sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Bagi komunikator, komunikasi dikatakan berhasil apabila pesan yang disampaikan melalui suatu saluran atau media dapat diterima, dipahami, dan ditanggapi secara positif oleh khalayak sasaran, dalam arti sesuai dengan harapan yang diinginkan komunikator.[3]

Pesan dalam tindakan komunikasi merupakan tanda-tanda yang mengandung makna. Dalam tanda-tanda tersebut terbungkus ide, gagasan, perasaan, atau maksud-maksud tertentu dari partisipan komunikasinya. Pesan dalam bentuk tanda-tanda tersebut dikategorikan dalam indeks, ikon, dan simbol. Bahasa merupakan salah satu jenis tanda yang termasuk dalam golongan simbol. Bahasa sebagai lambang pesan paling banyak digunakan dalam komunikasi antarmanusia.tidak ada pembatasan atau pengaturan tertentu secara ketat untuk mengikuti pesan-pesan komunikasi massa di media massa. Pesan-pesan komunikasi massa diproduksi dalam suatu mekanisme yang rumit dan mengandalkan kecepatan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga nilai aktualitas pesan tersebut bagi khalayak. Karena sifat kecepatan pesan media massa, sering menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam redaksi dan substansi pesan yang disampaikan.

Komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial tertentu. Hal ini menimbulkan terjadinya hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara media massa dan masyarakat. Media massa dipandang mebawa pengaruh tertentu bagi masyarakatnya, seperti membawa kesadaran dan ide-ide baru, mengajarkan keterampilan, demikian pula masyarakat membawa pengaruh bagi media.

Proses produksi konten media massa berlangsung dalam suatu organisasi formal yang menghabiskan biaya sangat besar dan melibatkan banyak orang. Proses produksi dan reproduksi lembaga media massa memenuhi prinsip-prinsip pembiayaan dan manajemen modern dalam perusahaan. Meskipun demikian, lembaga media massa memproduksi sesuatu yang khas, yakni berupa kemasan informasi dan hiburan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (khalayk).

Informasi yang diproduksi dan didistribusikan media massa bukanlah cerminan dari realitas yang hendak disampaikannya kepada khalayak. Proses produksi berita sebagai mekanisme yang berlangsung dalam ruang-ruang redaksi media massa mencakup penyeleksian atau penyaringan bahan-bahan informasi tersebut. Berbagai media massa melaporkan isu-isu yang sama, namun memberi penonjolan dan format pemberitaannya bisa saja berbeda karena kepentingan-kepentingan lembaga media bersangkutan yang berbeda.

Media massa dan media sosial menjadi sangat penting dalam kehidupan masyarakat era milenial. Media massa dan media sosial menjadi pertimbangan dalam berbagai keputusan dalam rumah tangga, masyarakat, bangsa dan negara dalam menyelesaikan permasalahan. Bahkan media massa dan media sosial mampu menciptakan opini-opini publik yang sangat kuat dalam masyarakat.[4]

Media sosial bahkan menjadi “senjata baru” bagi banyak. Kampanye politik pada 2014 lalu banyak melibatkan peran media sosial. Perusahaan-perusahaan saat ini memberikan perhatian khusus untuk mengelola media sosial dan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan mereka secara online. Iklan menjadi berubah dari cara tradisional yang diproduksi oleh perusahaan dan tentu dengan biaya yang tidak sedikit menjadi partisipasi khalayak di media sosial. Hal tersebut merupakan sebuah tantangan sekaligus kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Kehadiran media sosial dan semakin berkembangnya jumlah pengguna dari hari ke hari memberikan fakta menarik betapa kekuatan internet bagi kehidupan, termasuk di lingkungan perguruan tinggi.[5]

B.     Rumusan Masalah

-          Khalayak dalam komunikasi massa

-          Prinsip-prinsip perilaku khalayak dalam komunikasi massa

-          Penelitian sosiologi khalayak

-          Pertimbangan pemilihan media

-          Pertimbangan penggunaan media

-          Konsep khalayak dalam komunikasi massa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

A.    Khalayak dalam komunikasi massa

            Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua informasi yang terekam dalam memori setiap individu mereka peroleh dari media massa. Ketergantungan yang disadari atau tidak teradap media massa dalam bentuk apapun merupakan gambaran yang menunjukkan betapa besarnya pengaruh media massa terhadap masyarakat saat ini. Beragam bentuk media informasi yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi saat ini telah menjadikan komunikasi massa memiliki eksistensi yang kuat dalam pola komunikasi masyarakat yang modern. Peranan komunikasi massa telah demikian kuatnya mewarnai kegiatan penyampaian informasi.

Untuk memahami komunikasi massa secara mendalam. maka hendaknya dipahami tentang definisi komunikasi masa. Joseph A. Devito, sebagaimana dikutip Nurudin (2007:11-12) mengatakan bahwa

"First, mass comunnication is communication addressed to masses, to an extremly large science... Second, mass communication is communication mediated by audio and/or visual transmitter".

Hal senada dikemukakan Jay Black dan Fredirck C. Whitney (1988),

"Mass communication is process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receiver".

            Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat dipahami bahwa yang dimaksudkan dengan komunikasi massa adalah proses pengeiriman pesan yang ditunjukan kepada massa atau khalayak yang jumlahnya banyak. Dapat dipahami pula bahwa berbicara tentang komunikasi massa adalah berbicara tentang proses transmisi pesan yang dilakukan dengan menggunakan media massa baik cetak, maupun elektronik.

a.       Proses Komunikasi Massa

            Proses komunikasi massa berbeda dengan kounikasi tatap muka. Karena sifatnya yang melibatkan banyak orang, maka proses komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Proses komunikasi massa terlihat berporses dalam bentuk:

1)      Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam jumlah yang besar. Contohnya, pada saat siaran Seputar Indonesia di RCTI, secara serentak dapat diterima oleh khalayak (pemirsa) dalam jumlah yang besar pula

2)      Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan. Sangat terbatas adanya peluang untuk terjadi dialog dua arah di antara pemberi pesan dan penerima pesan.

3)      Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara.

4)      Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non personal) dan tanpa nama. Contohnya, tidak mudah mengetahui dengan cepat siapa dalang dari demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok massa tertentu.

5)      Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan-hubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Karena tuntutan pasar, pemberitaan-pemberitaan massa lebih cenderung disesuaikan dengan permintaan pasar (khalayak). Misalnya, kalau tayangan Bukan Empat Mata tidak lagi disukai pemirsa, maka dengan segera pemilik siaran akan menghentikan acara tersebut karena tentu berpengaruh pada permintaan iklan/sponsor (Bungin, 2006: 74-75).

 

B.     Prinsip-prinsip perilaku khalayak dalam komunikasi massa

Berbagai macam perilaku khalayak terhadap media massa melalui komunikasi massa tergantung darir bagaimana ia bersikap jika khalayak aktif akan memberikan sebuah kritikan kepada media tersebut tentang apa yang diberitakan ataukah kesalahan-kesalahan yang dianggap itu tidak pantas untuk ditonton. Menurut Mc Quail (2011:164). Khalayak aktif adalah mereka yang terlibat dalam pengolahan koqnitif dari informasi yang datang dan pengalaman.

Namun khalayak pasif bukan berarti buruk sebab hal ini dapat menunjukkan aktivitas dengan cara selektivitas terhadap apa yang ia tonton dengan cara tidak menonton konten tersebut yang dianggap tidak penting melalui perencanaan penggunaan media dan pola pemilihan yang konsisten. Khalayak tidak pernah pasif atau semuanya adalah anggota yang setara karena terdapat beberapa yang lebih berpengalaman atau lebih aktif daripada yang lain. Artinya setiap individu memiliki cara tersendiri dalam menyikapi media tergantung dari pengalamannya dan memahami makna dari konteks yang diterima dan dari penggunaannya di dalam konteks.

           

C.    Penelitian sosiologi khalayak

            Khalayak atau publik adalah sejumlah orang yang memiliki minat sama terhadap suatu kegemaran/persoalan tertentu tanpa harus mempunyai pendapat yang sama, dan menghendaki pemecahan masalah tanpa adanya pengalaman untuk itu. U&G menititberatkan pada fungsi media massa bagi penggunaannya. Yang dilihat adalah apa yang dilakukan orang terhadap media, bukan apa yang dilakukan terhadap khalayak (McQuail, 1980). Khalayak dipandang aktif.

            Terdapat lima asumsi dasar U&G; 1. Khalayak aktif. Ini merupakan bagian penting dari penggunaan media oleh khalayak yang diasumsikan memiliki tujuan tertentu. 2. Khalayak selektif memilih media yang disukainya dengan memilih sumber sumber lain untuk memuhi kebutuhannya. 3. Media berkompetisi dengan sumber sumber lain untuk memenuhi kebutuhan khalayaknya. 4. Tujuan pemilihan media diketahui dari data yang diberikan anggota khalayak itu sendiri. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media tidak dapat diberikan sebelum diadakannya penelitian tentang orientasi khalayak (Blumer, Kartz & Gurevitz, 1974).

            U&G berasumsi, khalayak memilih media berdasarkan motivasinya, berdasarkanpengalaman khalayak sebelumnya tentang media (McQuail, 1980). Dengan demikian, khalayak dalam hal ini, remaja usia 15 sampai 21 Tahun, menggunakan berbagai jenis komunikasi yang ada pada lingkungannya untuk memuaskan kebutuhannya, keinginannya, dan kepentingannya. Jika hal tersebut terpenuhi, akan timbul kepuasan terhadap Media, inilah kepuasan media (Media Gratifications).

a)      Khalayak dalam Media

            Dalam konteks hubungan sebagaimana dipaparkan barusan, para akademisi sendiri sebenarnya telah berupaya menjelaskan fenomenanya secara ilmiah. Dari hasil-hasil studi para akademisi, maka dibuatlah sejumlah model yang menjelaskan hubungan tadi. Dari model-model yang dihasilkan telah memunculkan sejumlah teori yang dikelompokkan ke dalam the audience theory. Audience theory atau teori tentang khalayak sendiri yaitu suatu teori yang mencoba menjelaskan bagaimana seorang khalayak menerima, membaca dan merespon sebuah teks. Terkait dengan ini, disebutkan bahwa para analis media telah mengembangkan beberapa model-model efek media (http://www. mediaknowall.com/audiencegcse.html). Model pertama yaitu The Hypodermic Needle Model, kemudian disusul oleh model Two-Step Flow,Uses & Gratifications dan Reception Theory.

            The Hypodermic Needle Model, dibuat pada tahun 1920-an. Teori inilah yang pertama kali mencoba menjelaskan bagaimana khalayak massa “might react to mass media”. Teori ini menunjukkan bahwa, sebagai penonton, kita dimanipulasi oleh pembuat teks media itu sendiri, dan bahwa perilaku kita dan pemikiran kita mungkin dengan mudahnya diubah oleh pembuat media. Asumsinya adalah khalayak itu pasif dan beragam jenisnya. Teori ini masih dikutip selama moral panik oleh orang tua, politisi dan kelompok penekan, dan biasa dipakai untuk untuk menjelaskan mengapa kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat tidak boleh terterpa teks media tertentu (komik pada tahun 1950, industri musik Rap di tahun 2000-an), karena rasa takut bahwa mereka akan menonton (membaca) adegan seks dan kekerasan dan kemudian akan mengikuti berbuat serupa esama mereka sendiri (http://www. mediaknowall.com/audiencegcse.html).

            Model jarum suntik dengan cepat terbukti terlalu kaku bagi para peneliti media yang berusaha menjelaskan dengan lebih tepat hubungan antara khalayak dan teks. Karena media massa menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat di seluruh dunia dan TIDAK mengurangi populasi untuk massa drone tanpa berpikir, maka penjelasan yang lebih canggih pun dicari.

            Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan Gaudet Hazel menganalisis proses pengambilan keputusan pemilih selama proses kampanye pemilu 1940 presiden dan mempublikasikan hasil mereka dalam makalah yang berjudul The People Choice (Pilihan Rakyat). Temuan mereka menunjukkan bahwa informasi tidak mengalir langsung dari teks ke dalam pikiran penonton tanpa adanya mediasi, tetapi difilter melalui para pemimpin opini atau opinion leader yang kemudian berkomunikasi kepada rekan-rekan mereka yang kurang aktif. Kepada merekalah, para pemimpin opinion leader tersebut memiliki pengaruh. Para penonton kemudian memediasi informasi yang diterima langsung dari media dengan ide dan pemikiran yang diungkapkan oleh para pemimpin opini, jadi tidak dipengaruhi proses secara langsung, tetapi dengan aliran dua langkah. Ini mengurangi kekuatam di mata peneliti, dan sehingga mereka menyimpulkan bahwa faktor sosial juga penting bagi khalayak dalam menafsirkan teks. Ini kadang-kadang disebut sebagai limited effects paradigm, paradigma efek terbatas.

            Selama tahun 1960-an, ketika generasi pertama tumbuh bersamaan dengan berkembangnya televisi, semakin jelaslah bagi teoritisi media bahwa khalayak membuat pilihan tentang apa yang mereka lakukan ketika mengkonsumsi teks. Jauh dari sekedar menjadi khalayak pasif, khalayak yang terdiri dari individu yang secara aktif mengkonsumsi teks untuk alasan yang bermacam-macam dan dengan cara yang berbeda-beda. Pada tahun 1948, Lasswell mengusulkan bahwa teks pada media memiliki fungsi-fungsi berikut bagi individu dan masyarakat: pengawasan; korelasi; hiburan; budaya transmisi.

            Para peneliti seperti Blumler dan Katz memperluas cakupan teori ini dan mempublikasikan teorinya sendiri pada tahun 1974, yang menyatakan bahwa individu dapat memilih dan menggunakan teks untuk tujuan-tujuan berikut ini (seperti penggunaan dan kepuasan): Pengalihan/pelarian dari masalah rutin sehari-hari; Hubungan Pribadi dengan menggunakan media untuk interaksi emosional dan lainnya) menggantikan Opera Sabun untuk kehidupan keluarga; Personal Identity - menemukan diri sendiri seperti yang tercermin dalam teks-teks, belajar perilaku dan nilai-nilai dari teks; Surveillance - Informasi yang dapat berguna untuk hidup misalkan laporan berita tentang cuaca, keuangan, liburan murah. Sejak itulah, daftar Penggunaan dan gratifikasi telah diperpanjang, terutama ketika media baru bermunculan (misalnya video game, internet).

 

D.    Pertimbangan pemilihan media

            Setiap orang memiliki perbedaan dalam memilih media massa yang akan digunakan. Pemilihan ini didasarkan pada perbedaan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial-ekonomi, dan sebagainya yang mempengaruhi sesorang untuk memilih media tertentu. Daya Tarik khalayak dalam memilih suatu media biasanya akan berbeda dengan daya tariknya dengan media lainnya. Misalnya, penggemar media televisi biasanya jarang menggemari radio. Pengguna media internet biasanya bukan pembaca surat kabar. Ketertarikan khalayak pada suatu media akan berbeda-beda, tergantung pada profesi, minat, dan selera masing-masing.[6]

      Media massa yang ada saat ini adalah:

1)      Radio

      Radio merupakan sebuah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat malalui udara dan bisa juga melalui ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut.[7] Berikut adalah beberapa karakteristik radio:

a)      Imajinatif

Karena radio hanya berisi suara, maka pendengar akan menciptakan berbagai imajinasi saat mendengarkan radio.

b)      Auditori

Radio adalah media yang hanya menghasilkan suara, yang mana pendengarnya hanya akan menerima pesan dari telinga. Untuk itu, pesan yang disampaikan harus jelas.

c)      Akrab

Kebanyakan penyiar radio akan menyampaikan pesan dengan akrab, sehingga membuat pendengar merasa seperti mendengarkan teman di sampingnya.

d)      Gaya percakapan

Biasanya penyiar radio akan menggunakan gaya bicara sehari-hari dalam menyampaikan pesannya.

2)      Televisi

      Televisi merupakan salah satu media massa yang siaran pesannya berbentuk gambar (video) dan suara (audio). Televisi biasanya berisi informasi, pendidikan, serta hiburan. Berikut adalah karakteristik televisi:

a)      Audiovisual

Pesan dari televisi tersaji dalam bentuk gambar dan suara. Keduanya bekerja secara berkesinambungan, sehingga menciptakan informasi yang baik.

b)      Berpikir dalam gambar

Terdapat dua tahapan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi, yaitu menerjemahkan gambar atau kata yang dilihat. Yang kedua adalah penggambaran, yaitu proses mengolah gambaran yang telah diterjemahkan sehingga membentuk suatu arti.

c)      Pengoperasian lebih kompleks

Siaran televisi membutuhkan lebih banyak peralatan, orang yang terlibat, dan unsur pendukung lainnya dibanding siaran radio.

3)      Surat Kabar

      Surat kabar merupakan lembaran cetak yang didalamnya berisi informasi. Surat kabar biasanya tidak terbit setiap saat, melainkan terbit secara periodik. Contohnya seperti koran Kompas yang terbiat secara harian.

      Tidak seperti media lainnya yang merangsang panca indera khalayak secara langsung, surat kabar menyampaikan pesannya melalui fisik berbentuk lembaran-lembaran kertas. Setelah semua pesan tertulis di lembaran, pesan akan langsung dikirim dan diedarkan menuju khalayak.

4)      Internet

      Internet merupakan jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan berbagai perangkat komunikasi, dengan menggunakan mekanisme seperti telepon, yaitu menggunakan satelit sebagain saran penghubungnya. Untuk saat ini, internet adalah media yang paling banyak digunakan oleh khalayak. Hal ini dikarenakan mudahnya mengoperasikan dan menggunakan internet. Internet juga memungkinkan khalayak untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang ada. Tak jarang, di internet juga terdapat hal-hal yang negative.

      Internet merupakan media yang komplit. Maksudnya, internet dapat mencakup seluruh aspek media lainnya. Internet dapat memuat berbagai macam video, gambar, serta suara yang terkandung dalam media radio dan televisi. Bahkan, di internet juga terdapat surat kabar online yang tentunya lebih mudah untuk diakses dan dapat dibaca dimana saja.

            Setiap orang akan memilih media sesuai kondisinya masing-masing. Misalnya, orang yang dapat menggunakan internet, akan cenderung memilih media internet dibanding media lainnya. Begitupun sebaliknya, orang yang kurang bisa memanfaatkan internet, akan memilih antara media radio, televisi, dan surat kabar.

E.     Pertimbangan penggunaan media

            Setiap orang pasti memiliki alasan tertentu dalam menggunakan media massa, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Karena berbagai alasan, seseorang akan memilih media mana yang akan dia gunakan. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif.[8] Berikut ini adalah motif yang mendorong seseorang dalam menggunakan media massa:

1)      Motif Informasi

a.       Mencari berita tentang peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, masyarakat, dan di seluruh dunia

b.      Konsultasi tentang solusi dalam mengatasi berbagai masalah

c.       Memenuhi rasa ingin tahu

d.      Mencari ilmu

e.       Memperoleh damai dari penambahan pengetahuan

2)      Motif Identitas Pribadi

a.       Menemukan penunjangan nilai-nilai pribadi

b.      Menemukan model perilaku

c.       Menganalisa diri sendiri dengan nilai-nilai yang terdapat dalam media

d.      Mencari pemahaman tentang diri sendiri

3)      Motif integrasi dan interaksi social

a.       Mengetahui keadaan dan kondisi orang lain

b.      Mengidentifikasi diri sendiri dengan orang lain

c.       Mencari topik pembicaraan dan interaksi social

d.      Memperoleh teman selain di kehidupan nyata

e.       Membantu menjalankan peran social

f.        Menghubungi sanak saudara, keluarga, teman, dan masyarakat

4)      Motif hiburan

a.       Melepaskan diri dari berbagai permasalahan

b.      Relaksasi pikiran

c.       Mengisi waktu yang kosong

d.      Penyaluran emosi yang terpendam

e.       Membangkitkan gairah seks

            Setiap individu memiliki motif dalam menggunakan media, dan dengan media lah mereka memenuhi dan menjawab semua motif yang telah mereka buat. Dalam menjawab seluruh motif ini, khalayak juga akan memilih media yang sekiranya cocok dengan motif mereka dalam menggunakan media.

 

F.     Konsep khalayak dalam komunikasi massa

Khalayak media massa terdiri atas berbagai ragam individu dan kelompok yang berbeda-beda tersebar luas. Khalayak media massa sangat besar dan beragam kondisi dan kepentingan. Media massa biasanya menargetkan khalayak bagi produk yang dihasilkannya dengan segmentasi khalayak tertentu. Khalayak media massa dapat mengkonsumsi pesan-pesan media secara serempak dan terbuka.

Pesan-pesan komunikasi massa mengalir dari sumber ke penerima. Dalam sistem komunikasi massa, proses pengiriman pesan bersifat satu arah. Meskipun dapat dilakukan umpan balik oleh khalayak, namun porsi dan kesempatan yang diberikan sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan umpan balik pada sistem komunikasi lainnya, seperti komunikasi antarpribadi.[9]

Khalayak merupakan sekumpulan individu yang memiliki relasi dengan media massa dengan maksud khalayak sebagai penerima pesan yang menggunakan dan memanfaatkan media massa cetak, elektronik, ataupun internet yang berperan menjadi pembaca, pendengar, penonton atau pengguna untuk mendapatkan informasi, pendidikan, dan hiburan yang memiliki sifat anonimitas.

Pada awalnya konsep khalayak dalam studi komunikasi, khalayak diposisikan sebagai kelompok sosial pasif yang menerima informasi begitu saja dari media massa sehingga tidak ada proses pemaknaan atas pesan yang diperolehnya melalui media massa. Namun seiring berkembangnya waktu menurut Fiske (Pujileksono, 2015:166), penelitian khalayak dengan menggunakan studi resepsi berawal dari asumis bahwa khalayak merupakan kelompok sosial aktif dan sebagai pemilik budaya yang berkuasa dalam menentukan dan menghasilkan makna dari berbagai wacana yang ditawarkan media massa. Makna yang diusung media lalu bisa bersifat terbuka dan bahkan bisa ditanggapi secara oposisif oleh khalayak. Dimana khalayak dapat memahami, memaknai dan mengkonstruksi pesan yang dibaca, didengar, dan ditontonnya.

 

 

 

 

 

PENUTUP

Kesimpulan

            Proses komunikasi massa berbeda dengan kounikasi tatap muka. Karena sifatnya yang melibatkan banyak orang, maka proses komunikasinya sangat kompleks dan rumit. Proses komunikasi massa terlihat berporses dalam bentuk:

1)      Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam jumlah yang besar. Contohnya, pada saat siaran Seputar Indonesia di RCTI, secara serentak dapat diterima oleh khalayak (pemirsa) dalam jumlah yang besar pula

2)      Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan. Sangat terbatas adanya peluang untuk terjadi dialog dua arah di antara pemberi pesan dan penerima pesan.

3)      Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara.

4)      Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal (non personal) dan tanpa nama. Contohnya, tidak mudah mengetahui dengan cepat siapa dalang dari demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok massa tertentu.

5)      Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan-hubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Karena tuntutan pasar, pemberitaan-pemberitaan massa lebih cenderung disesuaikan dengan permintaan pasar (khalayak). Misalnya, kalau tayangan Bukan Empat Mata tidak lagi disukai pemirsa, maka dengan segera pemilik siaran akan menghentikan acara tersebut karena tentu berpengaruh pada permintaan iklan/sponsor (Bungin, 2006: 74-75).

 

Berbagai macam perilaku khalayak terhadap media massa melalui komunikasi massa tergantung darir bagaimana ia bersikap jika khalayak aktif akan memberikan sebuah kritikan kepada media tersebut tentang apa yang diberitakan ataukah kesalahan-kesalahan yang dianggap itu tidak pantas untuk ditonton. Menurut Mc Quail (2011:164). Khalayak aktif adalah mereka yang terlibat dalam pengolahan koqnitif dari informasi yang datang dan pengalaman.

 

Terdapat lima asumsi dasar U&G; 1. Khalayak aktif. Ini merupakan bagian penting dari penggunaan media oleh khalayak yang diasumsikan memiliki tujuan tertentu. 2. Khalayak selektif memilih media yang disukainya dengan memilih sumber sumber lain untuk memuhi kebutuhannya. 3. Media berkompetisi dengan sumber sumber lain untuk memenuhi kebutuhan khalayaknya. 4. Tujuan pemilihan media diketahui dari data yang diberikan anggota khalayak itu sendiri. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media tidak dapat diberikan sebelum diadakannya penelitian tentang orientasi khalayak (Blumer, Kartz & Gurevitz, 1974).

Setiap orang memiliki perbedaan dalam memilih media massa yang akan digunakan. Pemilihan ini didasarkan pada perbedaan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial-ekonomi, dan sebagainya yang mempengaruhi sesorang untuk memilih media tertentu. Daya Tarik khalayak dalam memilih suatu media biasanya akan berbeda dengan daya tariknya dengan media lainnya. Misalnya, penggemar media televisi biasanya jarang menggemari radio. Pengguna media internet biasanya bukan pembaca surat kabar. Ketertarikan khalayak pada suatu media akan berbeda-beda, tergantung pada profesi, minat, dan selera masing-masing.

Setiap orang pasti memiliki alasan tertentu dalam menggunakan media massa, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Karena berbagai alasan, seseorang akan memilih media mana yang akan dia gunakan. Seleksi terhadap media yang dilakukan oleh khalayak disesuaikan dengan kebutuhan dan motif.

Khalayak media massa terdiri atas berbagai ragam individu dan kelompok yang berbeda-beda tersebar luas. Khalayak media massa sangat besar dan beragam kondisi dan kepentingan. Media massa biasanya menargetkan khalayak bagi produk yang dihasilkannya dengan segmentasi khalayak tertentu. Khalayak media massa dapat mengkonsumsi pesan-pesan media secara serempak dan terbuka.

 

 

 

Daftar Pustaka

(2018). Media Kajian Komunikasi Islam. Jurnal Peurawi. Vol.1 No. 1

Asep Syamsul & M. Romli. (2009). Dasar-Dasar Siaran Radio. Bandung: Nuansa.

Halik, Abdul. (2013). Komunikasi Massa. Makkasar: AU Press.

McQuail, Dennis. (2002). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.

Nasrullah, Rulli. (2015). Media Sossial Perspektif Komunikasi, Budaya dan           Sosioteknologi. Bandung: Sembiosa Rekatama Media.

NGAISAH, S., & KALIJAGA, U. S. (2015). Dampak Komunikasi Massa Pada

Nida, F. L. K. (2014). Persuasi dalam media komunikasi massa. Jurnal Komunikasi          Penyiaran Islam “AT-TABSYIR, 2(2), 77-95.

Nurudin. (2015). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Press.

Wahid, Umaimah. (2016). KOMUNIKASI POLITIK: TEORI, KONSEP DAN APLIKASI             PADA ERA MEDIA BARU. Bandung.

William,L. R & Jensen, W. J. (2003). Media Massa dan Masyarakat Edisi Kedua. Jakarta:             Kencana.



[1] Abdul Halik, Komunikasi Massa , (Makkasar: AU Press, 2013), hal. 2

[2] Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), hal. 16

[3] Dr. Umaimah Wahid, M.Si. , KOMUNIKASI POLITIK : TEORI, KONSEP DAN APLIKASI PADA ERA MEDIA BARU, BANDUNG, 2016, Hal. 95

[4] Jurnal Peurawi, Media Kajian Komunikasi Islam. Vol.1 No. 1 Tahun 2018

[5] Rulli Nasrullah, Media Sossial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, Sembiosa Rekatama Media, 2015: Bandung, hal ix-x

[6] William,L. Rivers dan Jensen, W. Jay, Media Massa dan Masyarakat Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2003), hlm. 313

[7] Asep Syamsul dan M. Romli, Dasar-Dasar Siaran Radio, (Bandung: Nuansa, 2009), hlm. 12

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Tugas Review Jurnal Komunikasi

  Jurnal Heritage Terakreditasi Nomor: 30/E/KPT/2019 Volume 9,N0,1, Halaman 20 - 35 PENGEMBANGAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN POKDARWIS DESA JURUG DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN (STUDI KASUS DI DESA WISATA JURUG KECAMATAN SOOKO KABUPATEN PONOROGO) M. Rifa’I, M.I.Kom, Deden Mauli Darajat Dilatar belakangi perubahan dalam hal berwisata, keadaan ini juga diakibatkan oleh munculnya kejenuhan wisatawan untuk mengunjungi kawasan wisata buatan dan pada akhirnya melahirkan suatu minat wisata menjadi konsep baru berwisata yang dikenal dengan wisata pedesaan (Desa Wisata). peneliti yang dalam hal ini akan membahas Desa Wisata Jurug, Kabupaten Ponorogo. Karena banyaknya potensi yang ada di sana, maka dibutuhkan strategi komunikasi pemasaran yang tepat. Hal ini ditunjukan untuk POKDARWIS atau Kelompok Sadar Wisata agar Desa Wisata Jurug dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Secara lugas, peneliti juga menambahkan informasi mengenai desa wisata yang juga terdapat di wilayah Erop

Pelacur Memori

“Menjadi pelacur itu dikatakan sangat tercela lantas, kamu lupa. Bahwa kamu juga menjadi seorang pelacur. Iya, pelacur. Pelacur Memori”.     Pembaca yang penulis sayangi, hari ini penulis mendengar lagu Shouldn’t end this way milik Reality club. Lagu ini benar-benar membuat penulis mengingat masa-masa dimana telah dibutakan oleh cinta. Sedikit cerita, penulis mengenal seseorang yang menurut penulis merupakan seseorang yang berkepribadian yang unik. Lucu, dan cerdas serta pandangannya yang menurut penulis berbeda daripada laki-laki kebanyakan. Hal itu merupakan salah satu daya tarik lelaki tersebut. Penulis mencintainya bukan hanya menyukai. Dikelas XI itulah perasaan terus mencintainya sampai dititik tidak bisa dipertahankan.     Penulis merupakan seorang yang pemalu, awalnya susah sekali untuk berkata “Hi”, bahkan melihat fotonya saja penulis sudah merasa tidak cocok dengan lelaki tersebut. “God, im so sorry. Harapanku terlalu tinggi, apakah aku pantas mendampingi dirinya?, a